Mahasiswa Seni Musik Raih Gelar Dunia di Italia

 FBS-Karangmalang. Capaian prestasi internasional mahasiswa UNY semakin membanggakan. Sebanyak dua kategori diraih dalam ajang IV Concercorso Musicale Europeo (5-13/5/2012) di Philadelphia, Italia. Kali ini prestasi tersebut dipersembahkan oleh mahasiswa jurusan Pendidikan Seni Musik Fakultas Bahasa dan Seni UNY. Mereka adalah Ganter Hanggayuh Puji P, Grahita Tiar Praseti, Danar Gayuh Utama dan Birul Walidaini. Mereka berhasil meraih Juara II Solo Tunggal (Birul Walidaini) dan Juara II Kwartet Guitar. Kompetisi Internasional kali ini diikuti oleh 16 Negara yaitu Norwegia, Ukraina, Lettonia, Indonesia, New Zealand, Rusia, Spanyol, Turki, Polandia, Taiwan, Thailand, Giappone, Korea Selatan, Uzbekistan, Iran, dan Italia. “Ajang ini merupakan ajang tahunan. Untuk mengikutinya, pihak panitialah yang menentukan, jadi tidak sembarang negara bisa berpartisipasi,” tutur Herwin Yogo Wicaksono, M.Pd. selaku pembimbing mahasiswa. Menurut informasi dari pihak Italia, disebutkan bahwa pemilihan negara difokuskan pada prestasi yang telah dicapai. Memang sebelumnya keempat mahasiswa ini telah menorehkan prestasi dengan meraih juara I dalam Kwartet Guitar Festival tingkat nasional dan meraih tiga juara sekaligus pada kategori Solo Klasik dengan penyelenggara Duatone kemudian pada Maret 2011 berhasil meraih kategori aransemen terbaik. “Baik Universitas, Fakultas, dan Alumni saling bekerja sama. Kebetulan semua capaian ini juga tidak terlepas dari campur tangan Bakti Setiadji, S.Pd. selaku alumni UNY. Ia yang berperan dalam aransemen instrumen yang dimainkan,” tambah Pak Herwin. “Perjalanan ke Italia membutuhkan biaya yang sangat besar. Kami semua bisa berangkat kesana berkat biaya juga dari pihak lembaga,” aku Ganter. Tidak sampai disitu saja, selain memberi bantuan dalam pemberangkatan, pihak fakultas juga memberikan penghargaan bagi keempat mahasiswa dan Bakti Setiadji sebagai alumni. Ditanya tentang penampilan di Italia, mereka menjawab bahwa sangat terkesan dengan penjiwaan gitar klasik yang dimainkan oleh peserta dari negara lain. “Awalnya kami menargetkan, minimal bisa meraih kategori Favorit, tetapi puji syukur dengan membawakan instrumen Fantasia from Indonesia kami berhasil membawa hasil maksimal,” jelas Birul Walidaini . Fantasia from Indonesia sendiri diaransemen dengan mengusung semangat kearifan lokal yang mengambil esensi dari seluruh musik yang ada di Indonesia,” tutup Birul. (Fitriananda)